Selasa, 10 Juni 2014

Tetap saja merasa sepi di tengah keramaian. Aku tersudut dalam sepi, dipojokkan oleh rindu. Rindu yg bisu gagu, hanya mampu terwakili lewat air mata dan untaian do'a. Tuhan aku benci dg diriku yang membenci keadaan ini. Tuhan akupun lelah dengan semua keluhanku sendiri. Tuhan aku gagal menemukan alasan untuk sepenuhnya merelakan. Tuhan maafkan karena aku bebal, maaf untuk setiap keluhan, kekhawatiran, penyesalan, ketakutanku yg teramat berlebihan. Aku tau kepergian abangku adalah yg terbaik. Aku dengan sangat meyakini bahwa abangku mendapat tempat terbaik di sisiMu. Tapi kenapa Tuhan kenapa otakku masih saja berontak. Masih saja menyesal :'( Tuhan aku butuh penjelasan. Jangan biarkan aku menjadi hambaMu yg tidak bersyukur.