Senin, 21 Oktober 2013

13 Bulan Setelah Kamu Pergi



Saturday, October 12, 2013
3:26 PM
Selamat tanggal duabelas oktober Tuan . Tigabelas bulan , bukan waktu yang sebentar dan bukan perkara mudah menjalani tanpa kamu . Semakin lama waktu berlalu , semakin banyak pula endapan rindu yang bisa sangat menyiksaku . Apapun yang aku lakukan , tidak pernah mampu mengalihkan kamu dan bertumpuk-tumpuk rasa rindu untuk kamu . Kamu adalah segalanya dan bahkan saat kamu sudah tidak lagi di dunia , kamu tetaplah sama bagiku : segalanya .

Aku punya banyak cerita Tuan , aku yakin kamu dengan sepenuh hati pasti mau mendengarkan . Klo dulu waktu kamu magang kamu di kota udang dan ngekost sementara di rumah sahabat kamu, sekarang aku magang di kota kita sendiri Tuan . Iya kota pudak . Aku juga kost , tapi bedanya aku kost dengan sahabat bukan dirumah sahabat. Tuhan mendengar do'a yang selalu aku lantunkan. Tuhan selalu menempatkan aku ditempat yang tepat. Ditengah-tengah orang yang tepat. Orang-orang dikantor sudah seperti keluarga.

Dulu waktu kamu magang, entah berapa minggu sekali kamu pulang. Dan setiap pulang kamu bawa susu kotak buat aku. Padahal bisa saja kamu habiskan ditempat magang kamu. Tapi kamu memilih membawanya pulang untuk adik semata wayang ini. Betapa saat itu aku menjadi adik yang paling berbahagia. Ingin rasanya aku putar waktu pada saat itu. Agar aku lebih paham bagaimana kamu sangat menyayangiku. Meskipun tanpa pernah terucap.

Jujur, aku sepi Tuan. Segalanya terasa begitu ganjil, tidak lagi genap seperti dulu. Akhir-akhir ini aku sedang khawatir dengan hari esok. Rasanya baru tiga hari lalu kamu berusaha menyakinkan aku untuk masuk ke sekolahku sekarang. Kamu mau tau? Dulu saat aku memutuskan untuk masuk ke sekolah itu, aku sendiri tidak yakin dengan pilihan itu. Tapi karena kamu yang menyuruhku, meyakinkan aku. Maka aku pun percaya, segalanya akan baik-baik saja. Dan memang, semua berjalan baik-baik saja selama hampir empat tahun ini. Yang terasa tidak baik ya tiga belas bulan ini.

Aku tidak tau harus bagaimana menentukan kemana aku melangkah. Semuanya masih begitu gelap, jika ada titik terang maka itu hanya titik yang aku khayalkan. Aku ingin pergi jauh, menjelajah dunia. Bukan hanya stay di tempat, bukan terus berada pad zona aman ini. Setujukah kamu jika aku pergi jauh? Tenang saja aku tidak pergi selamanya, aku hanya ingin menjelajah, membandingkan warna, menyamakan rasa. Aku akan tetap kembali ke rumah kita : muara dari segala muara. Maukah kamu membantu aku dan mimpi-mimpiku?

Tuan, aku sangat merindukan kamu. Aku sangat menyayangi kamu. Dan aku sangat membutuhkan kamu. Bahkan dalam wujud tak nyata. Bahkan hanya melihat kamu di alam berbeda. Tuan aku terus berdo'a, tidak berhenti berdo'a agar kita dipertemukan kembali di surga.

Untuk kakak semata wayang, yang terus membayang.